Masyarakat dinilai tidak percaya lagi kepada partai dan memang punya sentimen negatif terhadap partai. Di awal masa reformasi, masyarakat punya harapan yang sangat tinggi, punya kepercayaan yang sangat tinggi juga terhadap partai dan proses pemilu. Tapi saat itu dikecewakan, sehingga muncul sentimen dan ketidakpercayaan masyarakat terhadap partai.
Kebiasaan sejumlah partai politik yang cenderung menggunakan politik uang untuk menarik dukungan membuat masyarakat terarah untuk menikmati uang partai, tapi tak peduli pada visi dan misi partai. "Ketika mereka datang ngomong visi misi omong kosong dan kasih duit aja. Kasarnya, nanti masyarakat akan bertanya, 'Duit lu mana?' Kalau sudah seperti itu, mau tidak mau partai pun akan bertindak pragmatis merespons itu. Dia harus mencari uang sebanyak-banyaknya untuk menyogok masyarakat.
Kepercayaan masyarakat pada
partai politik yang telah digerogoti ini, hanya bisa diobati dengan memunculkan
tokoh-tokoh baru dalam parpol. Tokoh itu harus membawa citra baru sebagai
gambaran partai politik yang bersih dan demokratis. Tentunya orang-orang yang
memiliki kapasitas dan kradibilitas dengan sistem rekrutmen yang tidak
transaksional dan harus terbuka. Dan hal tersebut hanya ada di Partai NasDem
sebagai partai baru yang membuka selebar-lebarnya kepada seluruh lapisan
masyarakat untuk ikut aktif menjadi anggota partai dan calon legislatif dengan
sistem caleg yang terbuka.
Partai sebagai suatu
organisasi, Partai politik secara ideal dimaksudkan untuk memobilisasi dan
mengaktifkan rakyat, mewakili kepentingan tertentu, memberikan jalan kompromi
bagi pendapat yang saling bersaing, serta menyediakan sarana suksesi
kepentingan politik secara sah dan damai. Seperti Mark Hagopian mendefinisikan
partai politik sebagai suatu kelompok yang mengajukan calon calon bagi jabatan
public untuk dipilih oleh rakyat sehingga dapat mengontrol atau memepengaruhi
tindakan atau kebijakan publik pemerintah.
Tetapi saya kurang setuju
kalau partai diarahkan sebagai usaha memperoleh suatu kekuasaan hanya untuk
kepentingan pribadi dan kelompoknya saja. Tetapi seharusnya partai sebagai
usaha memperoleh suatu kekuasaan untuk dapat mengontrol atau mempengaruhi
tindakan dan kebijakan publik pemerintah yang menyangkut kepentingan hajat
hidup rakyat mayoritas tanpa mengabaikan kepentingan rakyat minoritas. Partai
bukan ajang konsentrasi untuk saling kalah atau mengalahkan partai satu sama
lainnya untuk mendapatkan kekuasaan tertentu dan dinikmati orang-orang tertentu
seperti saat ini, kekuasaan digunakan untuk memperkaya dirinya dan kelompoknya
sendiri dengan berkompromi dengan orang-orang yang memiliki modal saja sehingga
kebijakannya hanya berpihak pada pemilik modal belaka. Dan Partai saat ini
dikuasai oleh orang-orang berduit saja, sehingga seseorang yang memiliki uang
dapat muncul sebagai calon wakil rakyat walaupun setelah jadi tidak pernah
berpihak pada rakyat. Rakyat memilih wakil rakyat pun cenderung dilihat dari
segi ekonomi bukan dari segi kemampuannya sebagai wakil dari rakyat. Inilah
yang memprihatinkan saat ini rakyat harus mulai sadar dengan perilaku politik
yang hanya hura-hura belaka tanpa ada ideologi dan tujuan yang jelas.
Partai harus beorientasi pada basis pendukung
yang luas seperti buruh dan petani, kelompok agama dan memiliki ideologi yang
cukup jelas untuk memobilisi massa serta mengembangkan organisasi yang cukup
rapi dalam mencapai tujuan ideologinya, dan partai harus pula memberikan
pendidikan politik bagi para anggotanya dalam merekrut wakilnya dari rakyat.
Pemimpin tertinggi partai harus melakukan kontrol yang sangat ketat terhadap
bawahan dan anggotanya. Partai dapat menempatkan calon wakil rakyat sesuai
dengan kemampuannya jangan tumpang tindih seperti saat ini.
Beberapa keinginan rakyat kepada partai politik
sebagai wadah menampung aspirasi adalah:
Partai dapat menyediakan tempat dimana masyarakat
dapat mendiskusikan persoalan-persoalan sosial.
Partai dapat memberikan tempat dimana masyarakat
dapat memberikan sumbang saran dan menyampaikan aspirasinya.
Para calon dari partai dapat terjun langsung
dalam kegiatan-kegiatan sosial sehingga masyarakat dapat menilai, apakah pantas
ia menjadi seorang wakil dari partai tersebut.
Partai dapat membawa aspirasi masyarakat dan mempengaruhi
kebijakan pemerintah, bukan justu membela kebijakan pemerintah yang merugikan
rakyat.
Partai Politik harus meiliki wadah-wadah dalam
menampung aspirasi seperti komunitas atau organisasi.
Partai dan pendukungnya harus jujur, bijak,
demokratis, legowo, mempunyai integritas, kesamaan misi, dan merasa apa yang
dibawa adalah kepentingan bersama.
Partai harus konsisten terhadap perjuangannya.
Partai harus dapat menarik orang-orang sebagai
wakilnya baik dibirokrasi, legistalif maupun yudikatif yang tidak sesuai dengan
keinginan rakyat.
Partai tak perlu mengiklankan dirinya melalui
media masa, kalau dapat dekat dan menyatu dengan rakyat.
Semoga Partai tidak hanya mengumbar janji saat
kampanye saja, tetapi benar-benar melaksanakan amanat rakyat disaat sudah
berkuasa.
Semoga Indonesia pemimpin dapat memahami politik
bukan untuk kepentingan pribadinya saja.Diolah penulis dari berbagai sumber (2013)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar